Kursi Kosong, Apakah Keketuaan Indonesia Tak Berhasil Atasi Krisis Myanmar?

Berita, Teknologi138 Dilihat

Jakarta: Kursi Myanmar masih kosong dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) terakhir di bawah keketuaan Indonesia tahun ini. Meski tidak ada delegasi yang hadir dalam pertemuan ini, ASEAN tetap mengundang perwakilan Myanmar non-politis. 
 
Krisis Myanmar dibahas dalam pertemuan AMM kali ini. 
 
Dalam pembukaannya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa ASEAN masih memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Salah satunya adalah situasi di Myanmar, yang belum juga kunjung membaik sejak terjadinya kudeta di tahun 2021.  Menlu Retno menekankan bahwa ASEAN hanya bisa maju dengan kekuatan penuh. 
 
“ASEAN hanya bisa maju dengan kekuatan penuh jika kita bisa memastikan solusi damai dan langgeng di Myanmar,” ucapnya di Jakarta, Senin, 4 September 2023. 
 
“Sebagaimana diamanatkan oleh para pemimpin, kami akan melakukan tinjauan komprehensif terhadap penerapan 5 Poin Konsensus (5PC) dan menyiapkan rekomendasi untuk pertimbangan para pemimpin kami,” ucap Menlu Retno. 
 
Kepada awak media, Menlu Retno menuturkan, AMM secara khusus membahas mandat di KTT ASEAN ke-40 dan 41 (di Kamboja) dan menekankan untuk perlunya mereview implementasi 5 PC pada KTT ke-43. 
 
“Dan pertemuan ini kita membuat rekomendasi pada para leaders (pemimpin) terkait keputusan terkait masalah Myanmar,” lanjutnya. 
 
Retno menambahkan, dalam pertemuan tersebut para negara anggota mengapresiasi upaya intensif indonesia selama sembilan bulan terakhir untuk mendorong implementasi 5 PC. 
 
“Sebagaimana kita pernah sampaikan bahwa selama sembilam bulan, Indonesia telah melakukan pendekatam yang sangat luwes dan intensif. Lebih dari 145 pendekatan dilakukan indonesia selama sembilan bulan ini,” terang Retno. 
 
Menurutnya, jumlah pendekatan yang dilakukan merupakan yang terluas dan terintensif yang pernah dilakukan oleh ASEAN. 
 
“Dan pandangan-pandangan tadi mengkonfirmasikan bahwa 5 PCntetap menjadi rujukan utama untuk penanganan isu Myanmar dan kita merasa perlu adanya sustainability penanganan isu ini,” pungkasnya.
 
Baca juga:  AMM 2023: Situasi di Myanmar Masih Jadi PR ASEAN

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(WIL)

Quoted From Many Source

Baca Juga  Unnes Tambah 3 Guru Besar Baru, Momentum Eksplorasi Ilmu Pengetahuan dan Inovasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *